BAB THAHARAH
07:41 | Diposting oleh
Unknown
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
BAB I
BAB AIR
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي
الْبَحْرِ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ وَابْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لَهُ
وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَرَوَاهُ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ
وَأَحْمَدُ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang (air) laut. "Laut itu
airnya suci dan mensucikan, bangkainya pun halal."Dikeluarkan oleh Imam Empat dan Ibnu Syaibah. Lafadh hadits menurut
riwayat Ibnu Syaibah dan dianggap shohih oleh Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi.
Malik, Syafi'i dan Ahmad juga meriwayatkannya.
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إنَّ
الْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ أَخْرَجَهُ الثَّلَاثَةُ وَصَحَّحَهُ
أَحْمَد
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya (hakekat) air adalah
suci dan mensucikan, tak ada sesuatu pun yang menajiskannya."Dikeluarkan oleh Imam Tiga dan dinilai shahih oleh Ahmad.
وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إنَّ الْمَاءَ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ إلَّا مَا غَلَبَ عَلَى رِيحِهِ
وَطَعْمِهِ وَلَوْنِهِ أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ وَضَعَّفَهُ أَبُو حَاتِمٍ
وَلِلْبَيْهَقِيِّ الْمَاءُ طَهُورٌ إلَّا إنْ تَغَيَّرَ رِيحُهُ أَوْ طَعْمُهُ أَوْ
لَوْنُهُ بِنَجَاسَةٍ تَحْدُثُ فِيهِ
Dari Abu Umamah al-Bahily Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya air itu tidak ada
sesuatu pun yang dapat menajiskannya kecuali oleh sesuatu yang dapat merubah
bau, rasa atau warnanya."Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan dianggap lemah oleh Ibnu Hatim.
Dalam riwayat
Al Baihaqi, "Air itu thohur (suci dan mensucikan) kecuali jika air
tersebut berubah bau, rasa, atau warna oleh najis yang terkena
padanya."
وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلْ الْخَبَثَ
وَفِي لَفْظٍ لَمْ يَنْجُسْ أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ
وَالْحَاكِمُ وَابْنُ حِبَّانَ
Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika banyaknya air telah mencapai
dua kullah maka ia tidak mengandung kotoran." Dalam suatu lafadz hadits: "Tidak
najis".Dikeluarkan oleh Imam Empat dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah,
Hakim, dan Ibnu Hibban.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْتَسِلْ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ وَهُوَ
جُنُبٌ أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَلِلْبُخَارِيِّ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا
يَجْرِي ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ وَلِمُسْلِمٍ مِنْهُ وَلِأَبِي دَاوُد :
وَلَا يَغْتَسِلُ فِيهِ مِنْ الْجَنَابَةِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu mandi dalam
air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub." Dikeluarkan
oleh Muslim.Menurut Riwayat Imam Bukhari: "Janganlah sekali-kali seseorang di
antara kamu kencing dalam air tergenang yang tidak mengalir kemudian dia mandi
di dalamnya."Menurut riwayat Muslim dan Abu Dawud: "Dan janganlah seseorang mandi
junub di dalamnya."
وَعَنْ رَجُلٍ صَحِبَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
تَغْتَسِلَ الْمَرْأَةُ بِفَضْلِ الرَّجُلِ أَوْ الرَّجُلُ بِفَضْلِ الْمَرْأَةِ
وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَإِسْنَادُهُ
صَحِيحٌ
Seorang laki-laki yang bersahabat dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
perempuan mandi dari sisa air laki-laki atau laki-laki dari sisa air perempuan,
namun hendaklah keduanya menyiduk (mengambil) air bersama-sama."
Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i, dan sanadnya benar.
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْتَسِلُ
بِفَضْلِ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
وَلِأَصْحَابِ السُّنَنِ : اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَفْنَةٍ فَجَاءَ يَغْتَسِلُ
مِنْهَا فَقَالَتْ : إنِّي كُنْت جُنُبًا فَقَالَ : إنَّ الْمَاءَ لَا يَجْنُبُ وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ
خُزَيْمَةَ
Dari Ibnu Abbas r.a: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
mandi dari air sisa Maimunah r.a. Diriwayatkan oleh Imam
Muslim.
Menurut para pengarang kitab Sunan: Sebagian istri Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam mandi dalam satu tempat air, lalu Nabi datang hendak mandi
dengan air itu, maka berkatalah istrinya: Sesungguhnya aku sedang junub. Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya air itu tidak menjadi
junub." Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْتَسِلُ
بِفَضْلِ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Dari Ibnu Abbas r.a: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
mandi dari air sisa Maimunah r.a. Diriwayatkan oleh Imam
Muslim.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طُهُورُ إنَاءِ أَحَدِكُمْ إذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ
سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَفِي لَفْظٍ لَهُ فَلْيُرِقْهُ وَلِلتِّرْمِذِيِّ
أُخْرَاهُنَّ أَوْ أُولَاهُنَّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sucinya tempat air seseorang diantara kamu jika
dijilat anjing ialah dengan dicuci tujuh kali, yang pertamanya dicampur dengan
debu tanah." Dikeluarkan oleh Muslim. Dalam riwayat lain disebutkan:
"Hendaklah ia membuang air itu." Menurut riwayat Tirmidzi: "Yang
terakhir atau yang pertama (dicampur dengan debu tanah)".
وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ - فِي
الْهِرَّةِ - : إنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إنَّمَا هِيَ مِنْ الطَّوَّافِينَ
عَلَيْكُمْ أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ
وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ
خُزَيْمَة
Dari Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda perihal kucing -bahwa kucing itu tidaklah najis, ia adalah
termasuk hewan berkeliaran di sekitarmu. Diriwayatkan oleh Imam Empat dan
dianggap shahih oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ
أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ الْمَسْجِدِ فَزَجَرَهُ النَّاسُ فَنَهَاهُمْ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَنُوبٍ مِنْ مَاءٍ؛ فَأُهْرِيقَ
عَلَيْهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata: "Seseorang Badui
datang kemudian kencing di suatu sudut masjid, maka orang-orang menghardiknya,
lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang mereka. Ketika ia telah
selesai kencing, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruh untuk diambilkan
setimba air lalu disiramkan di atas bekas kencing itu." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُحِلَّتْ
لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ. فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ : فَالْجَرَادُ وَالْحُوتُ وَأَمَّا الدَّمَانِ
: فَالطِّحَالُ وَالْكَبِدُ أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَابْنُ مَاجَهْ وَفِيهِ
ضَعْفٌ
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua
macam darah. Dua macam bangkai itu adalah belalang dan ikan, sedangkan dua macam
darah adalah hati dan jantung." Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, dan
di dalam sanadnya ada kelemahan.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ
لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِي الْآخَرِ
شِفَاءً أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ وَأَبُو دَاوُد .
وَزَادَ وَإِنَّهُ
يَتَّقِي بِجَنَاحِهِ الَّذِي فِيهِ الدَّاءُ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila ada lalat jatuh ke dalam minuman
seseorang di antara kamu maka benamkanlah lalat itu kemudian keluarkanlah, sebab
ada salah satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya ada obat
penawar." Dikeluarkan oleh Bukhari dan Abu Dawud dengan tambahan: "Dan
hendaknya ia waspada dengan sayap yang ada penyakitnya."
وَعَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قُطِعَ مِنْ الْبَهِيمَةِ - وَهِيَ حَيَّةٌ - فَهُوَ
مَيِّتٌ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ
وَاللَّفْظُ لَهُ
Dari Abu Waqid Al-Laitsi Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Anggota yang terputus dari binatang yang masih
hidup adalah termasuk bangkai." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan
beliau menyatakannya shahih. Lafadz hadits ini menurut Tirmidzi.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Label:
Bulughul Marom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Papan Info
Jadwal Ujian Nasional ( UN ) 2015
Tanggal 13-15 April 2015 Untuk Tingkat MA/SMA/SMK
Tanggal 0 - 07 Mei 2015 Untuk Tingkat MTs/SMP
Kategori
- Asrama Santri (7)
- Berita (11)
- Bulughul Marom (8)
- In Picture (7)
- Kegiatan (30)
- Kenangan (2)
- Latihan Drama (7)
- Pontren (2)
- Pramuka (4)
- SEKAPUR SIRIH (2)
- Siroh Nabawiyah (5)
- Umum (1)
- Ushul Fiqh (1)
Link Teman
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar ........ Asal Sopan